Senin, 26 Maret 2012
LIFE
"Dua puluh tahun dari sekarang kau akan lebih menyesal atas apa-apa yang tidak pernah kau kerjakan dibanding atas apa-apa yang kau kerjakan."
--Tere Liye, novel 'Sunset Bersama Rosie'
"Begitulah kehidupan. Kita mengorbankan diri kita untuk sesuatu yang lebih indah."
--Tere Liye, novel 'Sunset Bersama Rosie'
"Kita tidak akan pernah mengerti hakikat memiliki, jika kita terlalu ingin memilikinya."
--Tere Liye, novel 'Sunset Bersama Rosie'
"Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawanya pergi entah kemana. Dan aku akan mengerti, biarkan aku memahami, dan aku akan menerima."
-- Tere Liye, novel 'Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin'
"Hidup harus terus berlanjut, tidak peduli seberapa menyakitkan atau membahagiakan, dan waktu,
waktulah yang akan selalu menepati janji menjadi obat terbaik."
--Tere Liye, novel 'Ayahku (bukan) Pembohong'
"Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya."
--Tere Liye, novel 'Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin'
"Kau tahu, sembilan puluh sembilan persen anak laki-laki tidak pernah lagi mau memeluk ayah mereka sendiri setelah tumbuh dewasa. Padahal sebaliknya, sembilan puluh sembilan persen dari ungkapan hati terdalamnya, seorang ayah selalu ingin memeluk anak-anaknya."
--Tere Liye, novel 'Ayahku (bukan) Pembohong'
"Yang menghina belum tentu lebih mulia dibandingkan yang dihina. Bukankah Ayah sudah berkali-kali bilang, bahkan kebanyakan orang justru menghina diri mereka sendiri dengan menghina orang lain."
--Tere Liye, novel 'Ayahku (bukan) Pembohong'
Love
"Ingat baik-baik, kau selalu bisa memberi tanpa sedikitpun rasa cinta, Andi. Tetapi kau tidak akan pernah mencintai tanpa selalu memberi."
--Tere Liye, novel 'Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah'
"Kau tidak akan mendapatkan seseorang, kalau kau terlalu mencintainya."
--Tere Liye, novel 'Sunset Bersama Rosie'
"Sejatinya, rasa suka tidak perlu diumbar, ditulis, apalagi kau pamer-pamerkan. Semakin sering kau mengatakannya, jangan-jangan dia semakin hambar, jangan-jangan kita mengatakannya hanya karena untuk menyugesti, bertanya pada diri sendiri, apa memang sesuka itu."
--Tere Liye, novel 'Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah'
"Kau tahu apa yang disebut dengan 'menangis dalam tidur'. Kalian memang tertidur, tapi menangis dalam mimpi. Kalian memang tertidur, tapi hati terisak sendu. Menyakitkan melihatnya, apalagi mengalaminya sendiri."
--Tere Liye, novel 'Sunset Bersama Rosie'
"Cinta itu persahabatan. Semakin mengenal Anggrek dengan seseorang, maka semakin cinta Anggrek dengannya."
--Tere Liye, novel 'Sunset Bersama Rosie'
"Nak, perasaan itu tidak sesederhana satu ditambah satu sama dengan dua. Bahkan ketika perasaan itu sudah jelas bagai bintang di langit, gemerlap indah tak terkira, tetap saja dia bukan rumus matematika.
Perasaan adalah perasaan, meski secuil, walau hitam di tengah lapangan putih luas, dia bisa membuat seluruh tubuh jadi sakit, kehilangan selera makan, kehilangan semangat. Hebat sekali benda bernama perasaan itu."
"Begitu juga ketika kau, entah mengatakan, membisikkan, atau memendamnya dalam-dalam, lihatlah dia. Masih akan tetap disana. Perasaan itu sulit dilupakan dan ia takkan pernah pergi jauh. Bagai bintang di langit, jauh, kecil meski tertutup awan ia akan tetap indah bagi siapa yang menanti dengan sabar."
-- Tere Liye, novel 'Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah'
"Tidak akan pernah ada mawar yang tumbuh di tegarnya karang."
--Tere Liye, novel 'Sunset Bersama Rosie'
"Itu aku sebut sebagai perasaanku padamu, terserah kau menamakan apa. Lagipula tidak penting juga nama perasaan itu, selama kita saling mengerti, tidak melampaui batas, semua akan berakhir bahagia."
--Tere Liye, novel 'Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah'
"Cinta sejati selalu menemukan jalan. Ada saja kebetulan, nasib, takdir, atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya, orang-orang yang mengaku sedang dirundung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan jalan cerita, khawatir, cemas, serta berbagai perangai norak lainnya. Jika berjodoh, Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan baiknya. Kebetulan yang menakjubkan."
--Tere Liye, novel 'Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah'
"Dua puluh tahun dari sekarang kau akan lebih menyesal atas apa-apa yang tidak pernah kau kerjakan dibanding atas apa-apa yang kau kerjakan."
--Tere Liye, novel 'Sunset Bersama Rosie'
"Begitulah kehidupan. Kita mengorbankan diri kita untuk sesuatu yang lebih indah."
--Tere Liye, novel 'Sunset Bersama Rosie'
"Kita tidak akan pernah mengerti hakikat memiliki, jika kita terlalu ingin memilikinya."
--Tere Liye, novel 'Sunset Bersama Rosie'
"Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawanya pergi entah kemana. Dan aku akan mengerti, biarkan aku memahami, dan aku akan menerima."
-- Tere Liye, novel 'Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin'
"Hidup harus terus berlanjut, tidak peduli seberapa menyakitkan atau membahagiakan, dan waktu,
waktulah yang akan selalu menepati janji menjadi obat terbaik."
--Tere Liye, novel 'Ayahku (bukan) Pembohong'
"Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya."
--Tere Liye, novel 'Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin'
"Kau tahu, sembilan puluh sembilan persen anak laki-laki tidak pernah lagi mau memeluk ayah mereka sendiri setelah tumbuh dewasa. Padahal sebaliknya, sembilan puluh sembilan persen dari ungkapan hati terdalamnya, seorang ayah selalu ingin memeluk anak-anaknya."
--Tere Liye, novel 'Ayahku (bukan) Pembohong'
"Yang menghina belum tentu lebih mulia dibandingkan yang dihina. Bukankah Ayah sudah berkali-kali bilang, bahkan kebanyakan orang justru menghina diri mereka sendiri dengan menghina orang lain."
--Tere Liye, novel 'Ayahku (bukan) Pembohong'
Love
"Ingat baik-baik, kau selalu bisa memberi tanpa sedikitpun rasa cinta, Andi. Tetapi kau tidak akan pernah mencintai tanpa selalu memberi."
--Tere Liye, novel 'Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah'
"Kau tidak akan mendapatkan seseorang, kalau kau terlalu mencintainya."
--Tere Liye, novel 'Sunset Bersama Rosie'
"Sejatinya, rasa suka tidak perlu diumbar, ditulis, apalagi kau pamer-pamerkan. Semakin sering kau mengatakannya, jangan-jangan dia semakin hambar, jangan-jangan kita mengatakannya hanya karena untuk menyugesti, bertanya pada diri sendiri, apa memang sesuka itu."
--Tere Liye, novel 'Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah'
"Kau tahu apa yang disebut dengan 'menangis dalam tidur'. Kalian memang tertidur, tapi menangis dalam mimpi. Kalian memang tertidur, tapi hati terisak sendu. Menyakitkan melihatnya, apalagi mengalaminya sendiri."
--Tere Liye, novel 'Sunset Bersama Rosie'
"Cinta itu persahabatan. Semakin mengenal Anggrek dengan seseorang, maka semakin cinta Anggrek dengannya."
--Tere Liye, novel 'Sunset Bersama Rosie'
"Nak, perasaan itu tidak sesederhana satu ditambah satu sama dengan dua. Bahkan ketika perasaan itu sudah jelas bagai bintang di langit, gemerlap indah tak terkira, tetap saja dia bukan rumus matematika.
Perasaan adalah perasaan, meski secuil, walau hitam di tengah lapangan putih luas, dia bisa membuat seluruh tubuh jadi sakit, kehilangan selera makan, kehilangan semangat. Hebat sekali benda bernama perasaan itu."
"Begitu juga ketika kau, entah mengatakan, membisikkan, atau memendamnya dalam-dalam, lihatlah dia. Masih akan tetap disana. Perasaan itu sulit dilupakan dan ia takkan pernah pergi jauh. Bagai bintang di langit, jauh, kecil meski tertutup awan ia akan tetap indah bagi siapa yang menanti dengan sabar."
-- Tere Liye, novel 'Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah'
--Tere Liye, novel 'Sunset Bersama Rosie'
"Itu aku sebut sebagai perasaanku padamu, terserah kau menamakan apa. Lagipula tidak penting juga nama perasaan itu, selama kita saling mengerti, tidak melampaui batas, semua akan berakhir bahagia."
--Tere Liye, novel 'Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah'
"Cinta sejati selalu menemukan jalan. Ada saja kebetulan, nasib, takdir, atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya, orang-orang yang mengaku sedang dirundung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan jalan cerita, khawatir, cemas, serta berbagai perangai norak lainnya. Jika berjodoh, Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan baiknya. Kebetulan yang menakjubkan."
--Tere Liye, novel 'Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah'
Label:
quotes
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
this is me !
- wny
- an unexpected girl. already 23th. a happy wife, unpredict,lovely,care. Already found her travelmate. blog is one of my way to scream out my mind just about everything inside this brain, part of my life, my 2nd diary :')
2 komentar:
Kalau g keberatan, boleh dong dijelasin yg dimaksud ini -> "Kau tidak akan mendapatkan seseorang, kalau kau terlalu mencintainya."
--Tere Liye, novel 'Sunset Bersama Rosie'
maklum, belum baca yang novel ini. Trims ya :)
Menurut saya, "terlalu mencintai" itu merupakan sesuatu yang berlebihan. Bukankah yang berlebihan dalam hal apapun itu tidak baik? :)
Dalam hal mencintai, jika kamu terlalu mencintai seseorang pastilah akan mengorbankan apapun hanya untuk mendapatkan atau mempertahankan cintanya. Hal seperti ini hanya akan menyakiti diri sendiri.
Biarkan cinta itu mengalir saja sebagaimana mestinya, jangan ngotot toh kita tau kan istilah "jodoh ditangan Tuhan"
menunggu saja sambil memperbaiki diri :D
kalau sudah waktunya kita pasti dipertemukan dengan sang jodoh, yang terbaik. :')
Posting Komentar