Rabu, 01 Oktober 2014
Welcome, October !
Akhirnya nulis lagi setelah satu dua, yap 3 bulan vakum. Gara-garanya males, inet di kosan jadi gak bisa diajak koordinasi mau cari wifi gratis waktu sepertinya belum memberikan kesempatan. Keliatannya selo, tapi ternyata banyak yang harus dilakukan.
Mengapa Travel Graduation? karena jalan-jalan setelah wisuda *nyengir*
20 Agustus 2014 lalu alhamdulillah saya telah resmi melepas status mahasiswa, rasanya masih gak percaya semua ini terjadi begitu cepat. Masih gak percaya saya pernah menyandang gelar status mahasiswa UGM jurusan Rekam Medis :|
Upacara wisuda terkesan biasa saja, gak begitu sakral menurut saya. Beneran biasa aja, ditambah lagi tanpa kehadiran orangtua, but it doesnt matter, bukan masalah yang besar sih, karena memang lebih baik seperti itu karena ajang wisuda menurut saja hanya seperti perpindahan tempat foto-foto :|
But, after all. Sangat bersyukur karena telah diberi kelancaran studi dari Allah SWT :)
Setelah prosesi wisuda selesai, mumpung travelmate saya sedang berkunjung, it's time to travel !
Sudah berencana untuk mendaki Gunung Merbabu.
G. Merbabu (22-23 Agustus 2014)
Start dari Jogja dini hari, yang sebelumnya ketemuan dulu sama Kak Ade (Anggota Backpacker Indonesia Regional Jakarta) di tengah perjalanan ban motor tetiba bocor, Celingak-celinguk nyari tambal ban yang masih buka, akhirnya ketemu juga walaupun dengan gak teganya bangunin mas-mas yang masih tidur. Perjalanan kembali dilanjutkan, dari 3 orang yang pergi tidak ada satupun yang tau letak pasti basecamp Merbabu ada dimana, dan waktupun terbuang hanya mencari-cari basecamp yang tak tau letaknya dimana. Smartphone tak lagi jadi smart ketika signal tidak didapat. Setelah muter-muter entah berapa lama, akhirnya sampailah kami bertiga di Basecamp Merbabu jalur Selo. Setelah sholat subuh, udara yang dingin tak menyurutkan niat kamu untuk istirahat tidur 'sebentar' yang ternyata tidur dari jam enam pagi sampe jam sebelas siang -______-
Setelah sholat zuhur, kami pun bersiap mendaki. Perjalanan dimulai dari jam 12 siang, dan ini pendakian gunung kedua saya setelah gunung lawu yang sudah 1 tahun berlalu. Kakinya langsung kaget diajak jalan jauh. Hahhaha
pukul 17.30 kami sampai di Pos Sabana 1. Merbabu sendiri punya 5 pos dan 2 Puncak. Setelah mendirikan tenda, masak-masak dan kemudian tidur.
puku 04.00 bangun lagi dan bersiap menuju puncak. Banyak banget yang mulai start ke puncak jam segitu, semuanya pada mau ngejar sunrise sih tapi kita sendiri gak dapet sunrise di puncak. But, that was still really awesome. Pukul 06.30 akhirnya sampe puncak Kentheng Songo.
Selalu bersyukur masih diberikan nikmat sehat atas segalanya sehingga saya masih bisa merasakan keindahan dari yang Maha Kuasa, yang dengan Kuasanya menciptakan yang bahkan keindahannya melebihi nalar manusia. Setiap perjalanan selalu memberikan pelajaran tersendiri. Dari pendakian ini saya belajar bahwa manusia itu makhluk sosial yang memang sampai kapanpun pasti akan bergantung dengan manusia lainnya, saling membantu satu sama lain. Dan belajar bahwa syukur itu sebuah kebutuhan, kebutuhan untuk menenangkan diri sendiri, bahwa kita akan selalu dicukupkan oleh Sang Pencipta ketika terus bersyukur, dalam keadaan seperti apapun. Dan belajar bahwa mata adalah kamera terbaik untuk menangkap dan mengabadikan keindahan apapun yang dipandangnya serta lobus temporalis adalah media penyimpan yang tidak akan pernah habis kapasitasnya.
travelmate <3 |
banyak yang juga mendaki, kala itu. Pos 2 |
sebentar lagi sabana 1 |
you will see, the mystic of Merapi |
ciaobellaa hahahaha |
Post Graduate Photo session |
Sabana 1 |
Senja akan selalu indah dilihat darimana saja, dari sudut pandang apa saja |
Sunrise, seperti perbatasan horizon langit dan bumi. AWESOME |
Menikmati sunrise di pertengahan jalan menuju puncak |
Nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan? |
Thankyou ! |
Selesai mendaki Merbabu, masih ada beberapa hari sebelum travelmate pulang ke Ibukota. Pacitan ! Destinasi berikutnya adalah Kota 1001 Goa ini yang hanya memiliki waktu tempuh 3 jam dari Yogyakarta. Start perjalanan dari Yogyakarta lepas ashar sekitar jam 4, memasuki wilayah pacitan hari sudah mulai gelap. Ternyata akses jalan sudah bagus tetapi masih sepi kendaraan. Lepas maghrib, jarang sekali ada kendaraan yang melintas menuju arah Pacitan, terutama dari arah Yogyakarta. Sempat bertanya arah pada salah satu counter pulsa, malah diberi informasi yang tidak diinginkan, bahwa kami disarankan untuk bermalam di daerah Pracimantoro karena Pantai Klayar (salah satu destinasi yang akan dikunjungi) baru saja memakan korban. Ada 2 orang anak yang hanyut ketika sedang bermain dan belum ditemukan, selain itu jalanan sangat sepi dan gelap. Rawan sekali bagi orang awan yang belum pernah kesana apalagi memakai motor (motor saya udah butut pula, tapi jangan ditanya kekuatannya hehehehe) Jadi bagi yang yang mau ke Pacitan, saya sarankan untuk start dari pagi saja, karena kalau malam selain gelap jalannya juga sepi bingits.
Pacitan terkenal akan wisata Goa dan pantainya. Karena waktu sangat singkat dan malam hari ada yang harus kembali ke Ibukota, kami memutuskan untuk mengunjungi Goa Gong, Pantai Klayar dan Pantai Banyutibo.
Perjalanan menuju Goa Gong dari pusat Kota Pacitan hanya kurang lebih 30 menit, Goa Gong adalah Goa terindah se Asia-Tenggara, baru kali itu saya memasuki goa yang sangat besar. Ternyata isi di dalam Goa gong seperti rumah yang bertingkat-tingkat. Baru kali pertama saya masuk dan langsung takjub akan keindahannya. That was really awesome. Kenapa disebut Goa Gong? karena ada salah satu batu di dalamnya yang jika dipukul, bunyinya seperti Gong. Selain itu masih banyak stalaktit dan stalakmit yang masih aktif di dalamnya. Disepanjang pintu masuk menuju goa Gong terdapat banyak sekali pedagang yang menjual dan menawarkan aneka bentuk dan warna batu akik.
bukan warna batu sebenarnya lo, itu cuma lampu sebagai penerangan aja. |
ini aslinya Subhanallah banget. Luar biasa besarnya :O |
salah satu batu kristal, bisa berpendar-pendar. |
Setelah muter-muter Goa Gong, perjalanan dilanjutkan menuju pantai Klayar dan Banyutibo. Pantai Klayar juga gak jauh dari Goa Gong, berjarak kira-kira 30 menit dari Goa Gong. Di pantai klayar ini terdapat tebing-tebing yang menjadi ciri khasnya, juga terdapat seruling samudra, yaitu seperti air mancur yang terdapat di tengah-tengah tebing tadi. Sayangnya, saat kami berkunjung kesana ombak sedang tinggi sehingga tidak boleh main-main di dekat seruling samudra. Kunjugan terakhir adalah Pantai Banyutibo, diambil dari bahasa jawa 'banyu' yang artinya air dan 'tibo' yang artinya jatuh. Yap, di pantai ini terdapat seperti air terjun kecil yang langsung jatuh ke laut. Menarik, air terjun kecil itu berasal dari aliran air sungai kecil yang mengairi sawah penduduk di sekitar pantai. Very nice beaches to visit !!!
itu yang tanda merah, TKP seruling samudra. Kalo ombak lagi gak gede, kita bisa turun kebawah sana |
view dari atas, abaikan aja yang lagi pake kacamata diatas kepala itu |
view dari bawah, berasa lagi di mesir ya? hahaha |
ada yang lagi takjub dengan tempias ombak yang bertabrakan dengan tebing. |
ini dia, Pantai Banyutibo. Pas nyampe sini, pas tengah hari banget, matahari lagi seneng-senengnya soalnya. |
tebingnya tinggi banget |
so blueeeee |
Jalan-jalan bagi saya itu, selain buat refreshing.
Juga merupakan sebuah kebutuhan kalo lagi haus pengetahuan, haus belajar.
Selain bisa menyenangkan diri sendiri karena bisa bertemu orang-orang baru dan orang-orang baik dalam setiap perjalanan.
Juga bisa mencukupkan diri dalam menjalani hidup.
Lets get lost !
Label:
LIFE,
moments :),
wisataaaa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
this is me !
- wny
- an unexpected girl. already 23th. a happy wife, unpredict,lovely,care. Already found her travelmate. blog is one of my way to scream out my mind just about everything inside this brain, part of my life, my 2nd diary :')
0 komentar:
Posting Komentar